Wahai saudara/I ku perhatikanlah saat kedua orang tuamu terlelap
ditidur malamnya dikala lelah menyelimuti mimpinya, pandangilah wajahnya dengan
penuh cinta kasih. Diwajahnya tampak kelelahan yang terdengar dari deru nafasnya
namun selalu ceria yang dia tampakan saat mata terbuka dipagi yang buta,
bayangkan ketika wajah yang terlelap itu, ternyata terlelap untuk selama-lamanya. Sudahkah kita membalas
kebaikanya pada saat ini? Sudahkah kita menoreh senyum bangga dibibirnya, sudhakah
kita mengajaknya dalam kebaikan jika
mereka khilaf dalam salahnya, sudahkah kita membayar sedikit uang yang
kita pakai darinya selama kita hidup sampai sekarang, sudahkah kita menangis
bersimpuh dipangkuanya meminta ampun dengan semua kesalahan yang kita lakukakan
selama ini, sudahkah kita merawatnya dikala beliau sakit, sudahkah kita
memberikan cinta kasih serta sayang kita pada mereka seperti apa yang mereka
berikan pada kita sampai detik ini sehingga kita masih bisa bernafas dengan
doa-doa tulus mereka disetiap detik helaan nafas mereka, sudahkah kita berjanji
untuk tidak mengucapkan kata kasar saat berbicara pada mereka, sudahkah kita berusaha
menjadi anak yang sholeh/sholeha agar doa kita diijabah oleh Allah SWT yang
kekalnya untuk kebahagian abadi untuk diakhirat nanti. Wahai
saudara/iku kapan lagi kita akan memulai dan menambah ketakwaan pada diri kita,
jika tidak dari sekarang? Dapatkah kita memperikarakan, menentukan, membaca,
dan mengetahui umur kita dan kedua orang tua kita kapan akan menghadap kepada
sang khalik? Kedua orang tua kita sejatinya mereka tidak menuntut apa-apa dari
kita, yang terpenting adalah anaknya bahagia. Tetapi pernahkah kita memikirkan
kebahagianya didunia? Apa lagi diakhirat sejatinya kehidupan yang abadi dari
kehidupan yang lainya. Jika pun kita memikirkan bagaimana membahagiakanya
didunia namun tak sempat terbalaskan oleh materi, popularitas, prestasi,
tindakan dan lainya. Kita
bisa memberikan hadiah yang terindah untuk mereka dengan sebuah kado terindah
dan itu hanya cukup dibeli dan dibayar dengan ketakwaan kita sebagai hambanya
yang taat dan mendapat gelar sebagai anak sholeh/a dari Allah langsung sebagai juri yang adil.
Gelar itu tidak serta merta kita dapat dengan tanpa pengorbanan dan keikhlasan
tapi itu semua bisa kita raih dengan banyak cara antara lain yaitu: melakukan
ibadah dengan syariatnya, memupuk kebaikan disetiap celah perselisihan antara
umat, menyeimbangkan hubungan antara manusia dan Allah serta manusia dan
manusia, berusaha menjauhi larangannya dan mentaati perintahnya dan masih
banyak lagi amal ibadah yng lainya tentunya dapat meningkatkan point kita
terhadap penilaian Allah kepda hambanya agar mendapat tempat dan gelar/status
yang baik dimata Allah. Nah
fikiran kita pasti bisa mengmbil keputusan saat membaca artikel ini mau berubah
sekarang, nanti atau tidak sama sekali bahkan mengabaikan kata-kata ini itu
terserah kepada anda saudara/iku. Pernah mendengar sebuah hadist dimana doa
anak yang sholeh sangat berarti untuk orang tua mendapat ampunan dari kesalahan
yang mereka lakukakan sehingga mendapat keringanan dari Allah SWT. “Apabila
seorang hamba meninggal maka terputuslah seluruh amalnya kecuali tiga hal
yaitu: sadaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak-anak yang sholeh yang
mendoakan orang tuanya. Jadi kesimpulanya hanya doa anak yang sholeh/a yang
dapat diterima oleh Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar